Revolusi Industri 4.0 Dorong Ekonomi Syariah

- Jurnalis

Kamis, 14 Mei 2020 - 03:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NAMA : TINIKE YULIAN
PEKERJAAN : MAHASISWI
JURUSAN : AKUNTANSI SYARIAH
ASAL UNIVERSITAS : UIN RADEN INTAN LAMPUNG
DOSEN PENGAMPU : Dr. MUHAMMAD IQBAL FASA, M.E.I

Revolusi industri adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang. Perubahan besar ini tercatat sudah terjadi tiga kali, dan saat ini kita sedang mengalami revolusi industri yang keempat. Setiap perubahan besar ini selalu diikuti oleh perubahan besar dalam bidang ekonomi, politik, bahkan militer dan budaya. Sudah pasti ada jutaan pekerjaan lama menghilang, dan jutaan pekerjaan baru yang muncul.

Beberapa hal yang semula begitu sulit, begitu lama, begitu mahal dalam proses produksi mendadak jadi mudah, cepat, dan murah. Konsep “Industri 4.0” pertama kali digunakan di publik dalam pameran industri Hannover Messe di kota Hannover, Jerman di tahun 2011. Dari peristiwa ini juga sebetulnya ide “Industri 2.0” dan “Industri 3.0” baru muncul, sebelumnya cuma dikenal dengan nama “Revolusi Teknologi” dan “Revolusi Digital”. Semua revolusi itu terjadi menggunakan revolusi sebelumnya sebagai dasar. Industri 2.0 takkan muncul selama kita masih mengandalkan otot, angin, dan air untuk produksi. Industri 3.0 intinya meng-upgrade lini produksi dengan komputer dan robot. Jadi, industri 4.0 juga pasti menggunakan komputer dan robot ini sebagai dasarnya.

Baca Juga :  UBL Masih Membuka Pendaftaran Mahasiswa Baru Jalur Beasiswa Prestasi

Revolusi industri 4.0 adalah sebuah fenomena yang sedang dialami oleh mayoritas negara di Dunia. Di zaman 4.0 ini pekerjaan kita akan dialihkan ke mesin sehingga kita harus siap dengan Internet of Things (IoT), Artifical Intelegent (AI), Big Data, Cloud Computing, dan Block Chain. Hal ini tentu berkaitan dengan semakin meluasnya digitalisasi di sektor kehidupan manusia. Dan menipisnya batas antara dunia virtual dan dunia nyata serta mempengaruhi bagaimana roda kehidupan berjalan, salah satunya sektor ekonomi.

Ada beberapa contoh inovasi pembelajaran mesin, yang digunakan berbagai macam industri di era 4.0 : 1) banyak lembaga keuangan menggunakan kecerdasan buatan untuk mendeteksi penipuan dan ekuitas penelitian. Mereka bahkan menggunakan data dari pembelajaran mesin untuk mengelola hubungan klien. Misalnya, kecerdasan buatan membantu penasihat keuangan memprediksi prospek mana yang paling berharga dalam siklus penjualan, memutuskan tindakan terbaik berikutnya, dan membuat layanan pelanggan yang sangat pribadi berdasarkan sasaran keuangan, peristiwa kehidupan, dan variabel lain khusus untuk setiap pelanggan. 2) transaksi pada era revolusi industri 4.0 lebih banyak melibatkan dunia maya (e-money). 3) ritel, menyoroti sentimen konsumen terhadap merek atau memprediksi pelanggan mana yang cenderung membeli produk tertentu. 4) manufaktur, mengoptimalkan operasi rantai suplai dan memprediksi kegagalan suku cadang mesin.
Menghadapi revolusi indistri 4.0 perbankan syariah harus beradaptasi agar tetap dapat terlibat dalam roda perekonomian Indonesia salah satu caranya adalah dengan melakukan sinergi untuk membangun ekosistem ekonomi syariah yang dilakukan oleh setiap elemen. Baik masyarakat, akademisi, media, regulator dan bank syariah itu sendiri. Misal untuk aspek masyarakat adalah bagaimana mereka mampu untuk membuka rekening dan melakukan transaksi melalui perbankan syariah. Salah satu alasan kenapa masyarakat kurang berminat dengan bank syariah adalah karena fitur dan pelayanan yang belum sama dengan standar bank konvensional. Ini yang jadi salah satu tantangan untuk bank syariah.
Ekonomi syariah di Indonesia dapat membawa manfaat yang amat besar bila masyarakat dapat berpikir inovatif. Contoh pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Lampung.

Baca Juga :  Camat Banjar Baru Wayan Wilarahula Putra Hadiri Milad Ke 3 Ponpes Sunan Bonang

Keberadaan PLTMH, ujarnya, dapat menjadi bukti nyata bahwa zakat yang digunakan secara produktif seperti PLTMH tersebut dapat langsung dirasakan manfaatnya bagi banyak orang. Ekonomi syariah seharusnya juga dapat menjadi economic trail dalam Sustainable Developement Goals (SDG’s). Dari 17 SDG’s yang ada semuanya memiliki kesamaan dengan ekonomi syariah sehingga ekonomi syariah bisa digunakan untuk menjawab goals dalam masing-masing SDG’s tersebut.

Berita Terkait

Pemilihan Ketua OSIS SMAN 9 Bandar Lampung Gunakan Sistem E-Vote
Kontingen MIN 1 Pesawaran Raih Prestasi Gemilang di Olimpiade Sains Lampung 2025
Khutbah Jumat di Islamic Centre Pesawaran, Ustad Seftri Ajak Jemaah Raih Kemerdekaan Jiwa Yang Hakiki
UTB Lampung Studi Banding ke Unpas Bandung, Bahas Dialektika Hukum dalam Dinamika
Mahasiswa UTB dan Unisba Bedah Isu Pajak hingga Krisis Organisasi: Kampus Harus Jadi Ruang Kritik Bangsa
Tiga Sekolah Baru Dibangun, Tapi Anak-anak di Pelosok Masih Menunggu
Ormas AKLI Dukung Sikap Kadisdik, Kasus PIP Harus Diselesaikan Secara Hukum
Kepala MA Mathla’ul Anwar Kedondong Ikuti Pelatihan Kurikulum Berbasis Cinta di MAN 1 Pesawaran
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 29 Agustus 2025 - 00:07 WIB

Pemilihan Ketua OSIS SMAN 9 Bandar Lampung Gunakan Sistem E-Vote

Minggu, 24 Agustus 2025 - 12:45 WIB

Kontingen MIN 1 Pesawaran Raih Prestasi Gemilang di Olimpiade Sains Lampung 2025

Jumat, 22 Agustus 2025 - 13:22 WIB

Khutbah Jumat di Islamic Centre Pesawaran, Ustad Seftri Ajak Jemaah Raih Kemerdekaan Jiwa Yang Hakiki

Kamis, 21 Agustus 2025 - 15:00 WIB

UTB Lampung Studi Banding ke Unpas Bandung, Bahas Dialektika Hukum dalam Dinamika

Kamis, 21 Agustus 2025 - 11:53 WIB

Mahasiswa UTB dan Unisba Bedah Isu Pajak hingga Krisis Organisasi: Kampus Harus Jadi Ruang Kritik Bangsa

Berita Terbaru

HEADLINE

Sisa 7 Butir Ekstasi dan Wajah Hukum yang Memihak

Kamis, 4 Sep 2025 - 09:37 WIB