Putra Jaya Umar Desak Pemerintah Tutup Keran Impor Tapioka

- Jurnalis

Kamis, 16 Januari 2025 - 17:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oplus_131072

Oplus_131072

Anggota Pansus Tata Niaga Singkong DPRD Lampung, Putra Jaya Umar mendesak pemerintah pusat untuk segera menutup keran impor tapioka yang dinilai merugikan petani singkong lokal.

Mereka menilai kebijakan impor yang terbuka secara umum menjadi salah satu penyebab turunnya harga tepung tapioka di pasar domestik.

Putra menjelaskan bahwa produksi singkong dalam negeri memang belum mencukupi kebutuhan tapioka nasional yang sebenarnya tidak tinggi hanya sekitar 2,5jt ton.

Namun kekurangan tersebut selama ini dipenuhi melalui impor dari Thailand, kebijakan impor yang tidak terkendali justru membuat harga tapioka di dalam negeri anjlok.

Baca Juga :  Palgunadi : Nilai-nilai Pancasila Sangat Penting Bagi Kita Semua

“Harga tepung tapioka yang sebelumnya Rp6.800 kini turun menjadi Rp6.300. Penurunan ini sangat berdampak pada petani singkong karena harga singkong ikut merosot,” ujarnya, Selasa (16/1/2025)

Untuk menjaga stabilitas harga dan melindungi petani lokal, Pansus Tata Niaga Singkong DPRD Lampung meminta Kementerian Pertanian dan kementerian terkait untuk menutup keran impor tapioka di seluruh Indonesia.

Sebagai solusi, mereka mengusulkan pemerintah mengambil langkah strategis untuk menangani kekurangan pasokan, misalnya melalui peran BUMN atau lembaga lain.

“Kami mendorong pemerintah mengelola kekurangan pasokan dengan mekanisme yang adil sehingga harga tetap stabil. Jika harga impor murah dan dijual di dalam negeri, seharusnya keuntungannya masuk ke kas negara, bukan justru merugikan petani kita,” tambah kader Golkar ini.

Baca Juga :  Komisi 1 DPRD Lampung Siap Kawal Kotabaru Jadi Proyek Startegis Nasional

Selain itu, Putra juga meminta pemerintah fokus pada peningkatan produktivitas singkong di dalam negeri. Salah satu caranya adalah melalui riset dan pengembangan bibit unggul yang mampu menghasilkan singkong dengan kadar pati tinggi sehingga menghasilkan tonase besar.

“Kementerian Pertanian harus melakukan penelitian serius untuk menciptakan bibit singkong unggul. Jika produktivitas petani meningkat, maka kita tidak perlu lagi bergantung pada impor,” tutupnya.(*)

Berita Terkait

Hearing DPRD dan Diskominfo Tuba Terkait 5 Tuntutan FWTB, Hasilnya Ngambang
Deni Ribowo: Deflasi Pendidikan 15 Persen Bukti Kebijakan Pro-Rakyat
Lesty Putri Utami: Politik Bisa Dekat dengan Rakyat
Lampung Jadi Teladan Nasional, Aksi Ribuan Massa Berjalan Damai
Puluhan Siswa Diduga Keracunan MBG, Dewan Desak Kebersihan Dapur Diperketat
MUI dan DPRD Lampung Imbau Aksi Unjuk Rasa Berlangsung Damai, Tolak Anarkisme
APBD 2026 Lampung Disepakati, Kostiana: DPRD Siap Kawal Sampai Tepat Sasaran
Ghofur Interupsi di Paripurna, Koreksi Defisit APBD Lampung 2026 Rp864 Miliar
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 17 September 2025 - 18:46 WIB

Hearing DPRD dan Diskominfo Tuba Terkait 5 Tuntutan FWTB, Hasilnya Ngambang

Rabu, 3 September 2025 - 02:21 WIB

Deni Ribowo: Deflasi Pendidikan 15 Persen Bukti Kebijakan Pro-Rakyat

Selasa, 2 September 2025 - 07:47 WIB

Lesty Putri Utami: Politik Bisa Dekat dengan Rakyat

Selasa, 2 September 2025 - 06:08 WIB

Lampung Jadi Teladan Nasional, Aksi Ribuan Massa Berjalan Damai

Minggu, 31 Agustus 2025 - 14:02 WIB

Puluhan Siswa Diduga Keracunan MBG, Dewan Desak Kebersihan Dapur Diperketat

Berita Terbaru

Daerah

Menandai Era Baru, KONI Pesawaran Dilantik Awal November

Rabu, 22 Okt 2025 - 18:26 WIB