BANDARLAMPUNG – Pemerintah Provinsi Lampung diwakili oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan (Ekubang) Zainal Abidin, mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual yang dipimpin oleh Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri
(Kemendagri) Yusharto Huntoyungo di Ruang Command Center Lt. II Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Selasa (03/09/2024).
Dalam kesempatan tersebut Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo menyampaikan ucapan terima kasih kepada kepala daerah yang telah melakukan pengendalian inflasi dengan baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami ingin menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan perkembangan terakhir dari kondisi inflasi yang ada di pemerintah daerah provinsi dan kabupaten untuk update pada tanggal 3 September 2024 dari data Bapak Ibu sekalian, terima kasih kepada bapak dan ibu Gubernur dan Bupati Walikota yang sudah melakukan pengendalian inflasi yang cukup baik,” ucapnya.
Melalui rakor ini, Yusharto Huntoyungo berharap baik kepala daerah maupun jajarannya dapat menyimak dan menindaklanjuti upaya pengendalian inflasi di daerahnya masing-masing.
“Bapak dan Ibu gubernur bupati dan walikota diharapkan menyimak materi yang akan disampaikan yang selanjutnya di tindaklanjuti dalam bentuk kegiatan secara teknis pengendalian inflasi di wilayah,” harapnya.
Sementara itu, Direktur Statistik Harga, Badan Pusat Statistik Windhiarso Ponco Adi P. dalam paparannya menyampaikan bahwa dalam perkembangannya inflasi month to month Agustus 2024 terhadap Juli 2024 terjadi deflasi -0,03%.
“Terjadi deflasi di Agustus 2024 yang lebih rendah dibandingkan Juli 2024. Inflasi tahunan Agustus 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama di tahun 2023,” jelasnya.
Ponco Adi P. juga menjelaskan bahwa inflasi Agustus 2024 menurut wilayah (m-to-m) sebagian besar provinsi mengalami deflasi.
“12 Provinsi mengalami inflasi, 26 provinsi mengalami deflasi,” lanjutnya.
Dalam paparannya Windhiarso Ponco Adi P. Juga menjelaskan bahwa deflasi yang terjadi di setiap bulan Agustus dalam lima tahun terakhir umumnya di sumbang oleh penurunan harga komoditas komponen bergejolak.
“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok utama penyumbang deflasi di setiap bulan Agustus pada tahun 2020-2024. Kelompok ini juga mengalami deflasi berturut-turut dalam lima bulan terakhir di tahun 2024, dan tingkat deflasi kelompok ini pada Agustus 2024 lebih rendah dibandingkan tingkat deflasi Juli 2024,” lanjutnya.
Komoditas bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan telur ayam ras menjadi komoditas penyumbang utama deflasi Agustus 2024 dengan andil deflasi masingmasing sebesar 0,08%, 0,03%, 0,03%, dan 0,02%. Secara historis, komoditas bawang merah dan daging ayam ras mengalami deflasi di setiap bulan Agustus dalam tiga periode terakhir.
Komoditas bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras menunjukkan tren deflasi sejak Juni 2024. Sedangkan komoditas tomat menunjukkan tren deflasi sejak Mei 2024. Penurunan harga yang terjadi umumnya disebabkan pasokan yang berlimpah.