BANDARLAMPUNG,SB – Embung Kampus Universitas Islam Negeri Reden Intan Lampung (UIN RIL) yang sudah berkali-kali memakan korban, seharusnya hal tersebut menjadi pelajaran, namun pihak kampus diduga masih saja lalai.
Pengamat Hukum Universitas Lampung Yusdianto mengatakan kejadian tenggelam di Kampus UIN bukan kali pertama, kejadian tenggelam yang menyebabkan hilangnya nyawa sudah beberapa kali.
“Ya kan bukan pertama kali ada yang tenggelam di embung kampus, harusnya itu jadi pelajaran, bagaimana pihak kampus untuk menjaga keamanannnya,” kata dia.
Selain itu, pihak kampus juga harus lebih memastikan jika kedepannya tidak memakan korban kembali. “Harusnya kampus selalu memeberikan himbauan kepada mahsiswanua agar tidak melakukan aktifitas di embung, agar tidak terjadi lagi kejadian yang sama,” ujarnya.
Sebelumnya, Pasca meninggal dua mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung karena tenggelam di embung kampus. Hal tersebut tidak terlepas dengan pihak kampus yang mengabaikan keselamatan mahasiswanya, pasalanya plang himbauan larangan tidak terpasang.
Hal tersebut dibenarkan oleh humas UIN Raden Intan Lampung Hayatul Islam. “Ya setelah kejadian baru kita ketahui kalau plang tersebut sudah tidak ada,” katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (8/10/2019).
Menurutnya, embung tersebut hasil hibah dari Pemerintah Kota Bandarlampung tahun 2017 lalu dalam perbaikan. “Sebenarnya ada plangnya mungkin ada yang cabut, pas kejadian saya cek kesana juga dan liat plang tersebut sudah tidak ada,” jelasnya.
Embung yang dalamnya sekitar 3 meter tersebut akan dilakukan perbaikan dengan penambahan jogging track. “Akhir tahun ini pekerjaannya selesai,” ungkapnya.
Dari informasi yang dihimpun, plang himbauan kembali di pasang di sekitar embung pasca dua mahasiswa tenggelam.
Sebelumnya, pada Senin (7/10/2019) dua mahasiswa fakultas matematika meninggal dunia di embung kampus karena tenggelam. Dua mahasiswa tersebut yakni Ajrul Amin dan Iqbal Firmansyah.
Dari informasi yang di dapat, selain dua mahasiswa yang meninggal, sebelumnya sudah tiga kali terjadi hal serupa, kurang lebih memakam korban lima orang. (red)