BANDARLAMPUNG,SB – Ibu Gubernur Lampung Riana Sari Arinal mengapresiasi dedikasi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Daerah Lampung dalam upayanya menekan angka stunting.
Menurut Riana Sari Arinal, gerakan AIMI cukup memiliki dampak dan perlu diperluas sampai pada tingkat desa bersinergi dengan program kerja prioritas Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.
“Kami merasa gerakan ini perlu mendapat dukungan dari pemerintah,” kata Riana Sari dalam sambutannya pada kegiatan HUT ke 4 AIMI Daerah Lampung.
Selain itu, Riana Sari Arinal juga sempat menceritakan tentang kegagalannya dalam menyusui dua anaknya karena saat itu dalam kondisi sakit bahkan anaknya yang terlahir prematur.
“Anak pertama saya menyusui hanya 1 bulan dan anak kedua saya tidak sama sekali menyusui karena saya yang sakit dan dikhawatirkan anak saya yang prematur terkontaminasi dengan obat-obatan. Namun itu dulu saat ilmu kedokteran belum berkembang seperti saat ini. katanya lagi.
Dia tidak menginginkan pengalaman itu menimpa kepada para perempuan hamil yang ada di Lampung ini.
Dia mengharapkan di Lampung gerakan penyadaran tentang menyusui bisa lebih intens dalam rangka menekan angka stunting.
Sementara itu Ketua AIMI Daerah Lampung Upi Fitriyanti mengatakan AIMI Daerah Lampung siap bersinergi dengan pemerintah untuk mencegah stunting atau program lainnya yang menggunakan indikator angka menyusui seperti kabupaten/kota layak anak yang juga memiliki indikator terkait dukungan menyusui.
Menurutnya selama 4 tahun AIMI Daerah Lampung telah melakukan berbagai program antara lain Kelas Menyusui, Kelas MPASI, Home Visit/Hospitality Visit, Sosialisasi, AIMI Goes To Office, AIMI Goes To Community dan lain sebagainya.
“Namun sayangnya dukungan kepada para ibu Menyusui masih belum optimal mulai dari dukungan keluarga, dukungan tempat bekerja, dukungan tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, serta dukungan sarana, prasarana dan fasilitas umum,” kata Upi.
Hal ini dapat dirasakan dari masih minimnya ruang menyusui pada fasilitas publik, kalaupun ada ruang menyusui sebagian besar belum sesuai standar Permenkes.
Maka untuk mewujudkan supporting system menyusui semua pihak harus berkontribusi untuk bisa berkolaborasi mewujudkannya. (*)