Kematian Ferdi Masih Misterius, Keluarga Tuntut Perkembangan Kasus di Polres Pesisir Barat

- Jurnalis

Selasa, 2 September 2025 - 22:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kematian Ferdi Masih Misterius, Keluarga Tuntut Perkembangan Kasus di Polres Pesisir Barat

Pesisir Barat, — Tangis haru tak terbendung saat pasangan suami istri Fikri Yansyah dan Khai Run Tuti memeluk erat foto putra bungsu mereka, Ferdi Apriando. Sudah lima bulan berlalu sejak kepergian sang anak, namun luka kehilangan itu tak kunjung sembuh.

Hari ini, (2/09/2025) mereka bersama keluarga besar mendatangi Mapolres Pesisir Barat, menuntut kejelasan atas kasus kematian Ferdi yang dinilai berjalan lamban.

Ferdi Apriando, remaja 16 tahun yang masih duduk di bangku kelas 1 SMA Negeri 1 Pesisir Tengah, meninggal dunia pada 3 April 2025, sehari setelah diduga menjadi korban penganiayaan dalam acara hiburan Syawalan di Pekon Kebuayan, Kecamatan Karya Penggawa, Pesisir Barat.

Kronologi Kejadian: Ditemukan Luka-Luka, Meninggal Setelah Dirujuk ke Rumah Sakit

Peristiwa memilukan itu terjadi pada malam tanggal 2 April 2025 silam. Ferdi ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri sekitar 145 meter dari lokasi acara orgen tunggal. Ia mengalami luka-luka di bagian tubuh dan kepala, dan langsung dilarikan ke Puskesmas Karya Penggawa. Karena kondisinya memburuk, Ferdi kemudian dirujuk ke RS Handayani, Kotabumi.

Namun, meski telah mendapat penanganan medis, nyawa Ferdi tidak tertolong. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, remaja ini mengalami pendarahan di otak yang diduga akibat pukulan benda tumpul di bagian belakang kepala.

Baca Juga :  Rahmat Setiawan Terpilih Menjadi Ketua DPW HIPPAPN Provinsi Lampung

Ferdi adalah anak ketiga atau bungsu dari tiga bersaudara, yang dikenal aktif dan ceria di lingkungan sekolah maupun tempat tinggalnya di Desa Banjar Agung, Kecamatan Way Krui, Pesisir Barat.

Keluarga Tagih Komitmen Penegakan Hukum

Lima bulan setelah kejadian, keluarga masih belum mendapatkan kejelasan terkait siapa pelaku yang menyebabkan kematian anak mereka. Dalam kunjungannya ke Polres Pesisir Barat pagi ini, ayah almarhum Ferdi, Fikri Yansyah, menyampaikan langsung keluhan dan harapannya kepada penyidik Satreskrim.

“Kami datang hari ini karena belum ada titik terang. Kami butuh kejelasan. Anak kami tidak meninggal karena sakit, tapi karena dianiaya. Sudah lima bulan lebih, tapi belum ada yang ditangkap,” ujar Fikri dengan mata berkaca-kaca.

Pihak Polres menerima kedatangan keluarga dan langsung mengarahkan mereka ke bagian Satreskrim. Namun hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian mengenai perkembangan penyelidikan kasus tersebut.

Dukungan dari Tokoh Masyarakat

Kehadiran keluarga korban turut didampingi tokoh masyarakat Desa Banjar Agung, Dedi Yurham, yang menyuarakan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam penanganan kasus ini.

Baca Juga :  Lantik Pengurus PAC Teluk Pandan, Dendi: Jaga Marwah Loreng PP

“Kami hadir mendampingi keluarga karena ini sudah jadi keresahan bersama. Kematian Ferdi jangan dibiarkan begitu saja tanpa kepastian hukum. Ini soal kepercayaan masyarakat pada keadilan,” tegas Dedi.

Menanti Keadilan di Tengah Duka

Ferdi Apriando telah dimakamkan sejak April lalu, namun keluarga belum bisa benar-benar ikhlas karena misteri penyebab kematiannya masih menggantung. Mereka berharap pihak kepolisian dapat bekerja lebih cepat dan transparan dalam mengungkap siapa pelaku di balik tragedi ini.

“Kami tidak minta lebih, hanya ingin keadilan untuk anak kami,” tutup Fikri Yansyah.

Catatan Redaksi:

Nama korban: Ferdi Apriando (16 tahun)

Sekolah: SMA Negeri 1 Pesisir Tengah, Kelas 1

Orang tua: Fikri Yansyah & Khai Run Tuti

Alamat: Desa Banjar Agung, Kecamatan Way Krui, Pesisir Barat

Tanggal kejadian: 2 April 2025 malam

Lokasi kejadian: Pekon Kebuayan, Kecamatan Karya Penggawa

Lokasi ditemukan: 145 meter dari acara orgen tunggal

Korban sempat dirawat di: Puskesmas Karya Penggawa, lalu dirujuk ke RS Handayani Kotabumi

Hasil pemeriksaan atau Visum: Diduga mengalami pendarahan otak akibat pukulan benda keras (rls)

Berita Terkait

Kepala MIN 1 Pesawaran: “ASAS adalah Momentum Ukur Prestasi dan Kuatkan Karakter”
DPP PEKAT IB Tegaskan Kepengurusan DPD Pesawaran yang Lama Masih Sah dan Berlaku
Karang Taruna Lampung Selatan Siap Gelar Pelatihan Penjaga Pantai Bersertifikat untuk Dukung Agroeduwisata
Siap Jadi Alumni Berkualitas, MA Mathlaul Anwar Kedondong Bekali Siswa dengan Hukum dan Etika Medsos
Holding Perkebunan Nusantara Perkuat Peran Putra-Putri Riau dalam Transformasi PTPN IV Regional III
Ketua DPRD & KONI Pesawaran Gandeng Dunia Usaha, Siapkan Atlet Juara Porprov
Insiden Kaligedang Rugikan Ribuan Buruh dan Rusak Citra Bondowoso Republik Kopi
Dorong Penerapan ESG di Jalan Tol: Karya Intelektual Praktisi Dapat Jadi Rujukan Kementrian dan Pemerintah Daerah
Berita ini 50 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 1 Desember 2025 - 19:23 WIB

Kepala MIN 1 Pesawaran: “ASAS adalah Momentum Ukur Prestasi dan Kuatkan Karakter”

Minggu, 30 November 2025 - 10:51 WIB

DPP PEKAT IB Tegaskan Kepengurusan DPD Pesawaran yang Lama Masih Sah dan Berlaku

Minggu, 30 November 2025 - 09:52 WIB

Karang Taruna Lampung Selatan Siap Gelar Pelatihan Penjaga Pantai Bersertifikat untuk Dukung Agroeduwisata

Jumat, 28 November 2025 - 16:00 WIB

Siap Jadi Alumni Berkualitas, MA Mathlaul Anwar Kedondong Bekali Siswa dengan Hukum dan Etika Medsos

Jumat, 28 November 2025 - 15:14 WIB

Holding Perkebunan Nusantara Perkuat Peran Putra-Putri Riau dalam Transformasi PTPN IV Regional III

Berita Terbaru