BANDARLAMPUNG – Langkah kaki Abung Mamasa memasuki ruang pendaftaran Ketua Ikatan Jurnalis Pemprov (IJP) Lampung terasa berbeda. Bukan semata formalitas, tapi isyarat kesungguhan. Tepat pukul 11.00 WIB, CEO Analisis.co.id itu menyerahkan berkas pencalonannya: KTP, kartu UKW, dan semangat baru untuk IJP.
Di balik meja pendaftaran, Ketua Panitia Budi Bowo Leksono dan tim Bayumi Ardinata, Septiani, Siti Khoiriyah, Agung Darma Wijaya, dan Rikman Rasyid menyambut hangat. Tak ada seremoni berlebihan, tapi jelas terlihat bahwa proses berjalan penuh antusias dan lancar.
Abung datang bukan membawa ambisi kosong. Ia membawa visi. Dalam keterangannya, ia bicara soal pentingnya organisasi jurnalis yang tak hanya ada dalam struktur, tapi hadir nyata dalam gerak. Bagi Abung, IJP bukan sekadar tempat berkumpul, tapi harus menjadi rumah perjuangan: untuk etika, integritas, dan masa depan jurnalis yang lebih berdaya.
“IJP harus berdiri sebagai organisasi yang profesional, independen, dan solid. Kita bicara tentang ruang yang melindungi dan menguatkan, bukan sekadar simbol,” tegas Pimred Harian Kandidat itu.
Ia ingin IJP menjadi penggerak peningkatan kapasitas lewat pelatihan, seminar, dan jejaring kolaboratif dengan dunia pendidikan dan lembaga pers. Ia menekankan pentingnya menjaga independensi jurnalis dalam peliputan isu pemerintahan, tanpa kehilangan akurasi dan tanggung jawab.
Tapi perjuangan Abung tak berhenti di situ. Ia menyoroti kesejahteraan para jurnalis, isu yang kerap sunyi dibicarakan namun terasa nyata di lapangan. Ia berbicara tentang advokasi, perlindungan hukum, hingga dialog terbuka dengan pemangku kebijakan.
Ia juga percaya bahwa IJP harus menjadi mitra strategis pemerintah. Bukan sekadar corong, tapi jembatan: menyampaikan informasi publik yang jernih, sekaligus menjaga marwah kontrol sosial.
“Sinergi bukan berarti tunduk. Kita tetap harus kritis, tetap menyuarakan kebenaran. Tapi mari lakukan itu dengan elegan, dengan narasi yang membangun,” ucapnya.
Yang menarik, Abung tak hanya bicara struktur organisasi. Ia menggarisbawahi pentingnya regenerasi. Ia ingin IJP jadi ruang belajar yang inklusif, tempat jurnalis muda tumbuh tanpa kehilangan jati diri.
“Saya percaya, keberagaman latar belakang media adalah kekuatan. Jangan diseragamkan, tapi dirangkul. Dari situlah IJP bisa besar,” tutupnya.
Di sisi lain, Ketua Panitia Bowo Leksono mengingatkan bahwa pendaftaran masih dibuka hingga batas waktu yang ditentukan. Pemilihan Ketua IJP akan berlangsung 22–24 April 2025, melalui serangkaian tahapan verifikasi dan penyampaian visi-misi. (man)