Sadap Malam, Budaya Planters PTPN VII Unit Way Lima

- Jurnalis

Jumat, 3 November 2023 - 10:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PESAWARAN—Embun belum turun sempurna ketika para penyadap karet PTPN VII Unit Way Lima, Pesawaran memasuki kebun. Setiap hari, sekira pukul 02:30 sorot belor (senter terpasang di kepala) sudah moncar-moncar menembus gelap yang membekap kebun karet itu. Tak pelak, kawasan ini terasa “hidup” lebih awal dari wilayah lainnya.

Perihal aktivitas Pekerja yang seperti tak biasa itu, Manajer PTPN VII Unit Way Lima Sasmika Dwi Suryanto memberi catatan produktif. Ia menyebut kebiasaan pekerja sadap di kebun karet milik pemerintah ini terbangun secara alamiah. Keinginan untuk memperbaiki keadaan menyentak mereka menciptakan budaya kerja dengan etos tinggi.

“Terus terang, saya angkat topi dengan etos kerja saudara-saudara saya di sini. Kebiasaan sadap malam (menyadap atau menderes karet pada malam hari) terbentuk karena kebutuhan. Kami Manajemen memang memotivasi untuk bekerja produktif, tetapi prakarsa sadap malam itu hasil ikhtiar bersama,” kata Sasmika beberapa hari lalu.

Beberapa sosok Penyadap menjadi pelopor sadap malam ini. Ada Bariyono, Mulyadi, Wanto, dan beberapa lainnya membuktikan hasil sadap malam jauh lebih menguntungkan dibanding mengikuti jam kerja normatif biasanya. Bahkan, tiga sosok yang menyadap di Afdeling 1 Unit Way Lima itu meraih predikat Penyadap Terbaik dengan produktivitas tertinggi se-PTPN VII tahun 2023.

Menceritakan awal kebiasaan sadap malam di PTPN VII Unit Way Lima, Bariyono mengaku berjalan begitu saja. Ia mengatakan, setiap kali pertemuan dengan Mandor, Asisten, dan Manajer, hal paling ditekankan adalah soal produksi. Namun, dari tahun ke tahun, apa yang diharapkan oleh Perusahaan menjadi hal yang relatif berat untuk dapat dipenuhi.

“Sebenarnya kebiasaan ini (sadap malam) ini karena tuntutan keadaan. Kami diminta menaikkan produksi, tetapi sudah kerja keras sulit tembus juga. Apalagi di musim trek atau kemarau seperti ini. Lama-lama kami memperhatikan, ternyata kalau mau hasil banyak itu harus sadap gelap. Rupanya pohon karet itu getahnya deres kalau masih gelap,” kata pria 47 tahun ini.

Pengalaman di lapangan membuat Bariyono dan penyadap lainnya menyiasati agar produksi maksimal. Semula, mereka menyadap setelah salat subuh. Namun, lama-lama diketahui sadap lebih awal lagi lebih banyak lagi hasilnya. Hal itu terus menjadi bahasan sehingga saat ini banyak yang melakukan sadap malam.

Meski terasa tidak umum, kebiasaan kerja sadap malam ini diakui Mulyadi sangat menguntungkan bagi Pekerja. Penyadap juara dua terbaik se PTPN VII ini mengatakan, sadap malam membuat ia dan pekerja lain memiliki banyak waktu untuk mengerjakan pekerjaan lain. Selain itu, mereka juga bisa mengikuti berbagai kegiatan masyarakat yang bersifat sosial maupun keagamaan.

Baca Juga :  Jum'at ketiga Ramadhan 1445H, KNPI Kedondong Kembali bagikan Takjil Gratis

Mulyadi mengaku, setiap hari ia mulai berangkat dari rumah menuju kebun pada jam 02:30 dan langsung bekerja menyadap. Menjelang subuh atau sekitar pukul 04:00, pekerjaan menyadap satu hancak sudah selesai.

“Selesai sadap hampir subuh. Lalu saya tinggal pulang untuk salat subuh, terus sarapan dan masih bisa istirahat. Nanti jam 06:30 berangkat lagi ke kebun, keliling meriksa getah. Sekitar jam 09:00 pungut. Habis itu, setor ke STL (tempat pengumpulan getah). Jam 10:00 selesai dan pulang,” kata dia.

Waktu setengah hari setelah menyadap, dunia masih terang sehingga bisa digunakan untuk berbagai aktivitas. Baik Mulyadi maupun Bariyono mengaku bisa istirahat tidur siang sebentar, lalu pergi ke kebun miliknya untuk berbagai pekerjaan dan mengurus ternak sapinya hingga sore.

“Kalau nyadapnya dari malam, sore hari masih bisa ngarit (mencari rumput) dan ngurus sapi. Kadang bisa ikut kegiatan desa dan lainnya. Artinya, waktunya bisa longgar, lah. Ada hajatan bisa ikut rewang, kondangan, dan lainnya,” kata dia.

Soal budaya sadap malam di Unit Way Lima, Sasmika Dwi Suryanto mengatakan terbangun dengan sendirinya. Ia mengakui, setiap kali pertemuan dan memotivasi, Manajemen selalu meminta Pekerja untuk mematuhi SOP dan disiplin kerja. Dalam kondisi trek dan kemarau panjang, Pekerja diingatkan untuk melakukan sadap seawal mungkin, sebab kalau kesiangan menyadap tetesan getah di musim kemarau tidak akan bertahan lama sehingga hasilnya kurang.

“Memang kalau sadap malam itu tidak ada paksaaan dari Manajemen. Kalau sesuai SOP yang selama ini ditekankan adalah adalah sadap terang tanah atau terang pohon, artinya mulai menyadap ketika pohon sudah terlihat. Yang terpenting adalah dilakukan sepagi mungkin karena karakter pohon karet itu getahnya deras saat masih dingin. Nah, ketika Panyadap berprakarsa lebih dari itu, ya Alhamdulillah,” kata dia. Namun menurutnya, perlakuan sadap malam itu dibangun berdasarkan kesadaran dan kemauan Penyadap secara sukarela. “Kami menekankan kepada unsur pimpinan bahwa sadap malam jangan dilakukan dengan paksaan tapi dibangun dari kesadaran dan dilakukan secara sukarela. Ketika Penyadap sudah menyadari manfaat yang didapat mereka dengan sukarela melakukan hal tersebut tanpa dipaksa”, tambahnya.

Sadap terang tanah atau terang pohon adalah istilah yang selama ini berlaku di PTPN VII. Hal ini karena proses penyadapan harus memenuhi kriteria yang ketat sehingga umur ekonomis pemakaian kulit karet dan mutu sadapan bisa terjaga, tidak ada luka kayu dan sebagainya. Anjuran sadap ketika pohon sudah terlihat adalah pertimbangan agar kulit atau pohon tidak rusak jika disadap masih kondisi gelap. Tetapi, seiring zaman dengan tersedia dan mudahnya mendapatkan lampu senter yang terang dan murah, sadap lebih awal dapat dilakukan dengan tetap memerhatikan dan menjaga kulit pohon tetap dalam kondisi terpelihara.

Baca Juga :  Puskesmas Kedondong Berikan Penyuluhan Tentang Pencegahan Pengendalian Penyakit Kepada Masyarakat 

Sadap Malam yang dijalankan sebagian besar Penyadap PTPN VII Unit Way Lima kini menjadi membudaya. Dengan berbagai bentuk kemaslahatan, antara lain produksi yang lebih tinggi, SOP terpenuhi, Penyadap lebih leluasa memanfaatkan waktu, dan keuntungan sosial kemasyarakatan lainnya, Manajemen mendukung ini sebagai budaya planters Unit Way Lima.

Budaya planters adalah sebuah budaya kerja yang berorientasi pada hasil dan kualitas. Para planters di Kebun Karet Unit Way Lima selalu berkomitmen untuk menghasilkan karet berkualitas tinggi. Mereka juga selalu bekerja dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan.

“Budaya planters ini adalah salah satu kunci keberhasilan Kebun Karet Unit Way Lima,” kata Sasmika.

Budaya planters di Kebun Karet Unit Way Lima tercermin dari berbagai aspek yang dimulai dari cara kerja para planters. Intensitas pertemuan antar Pekerja, antara Pekerja dengan keluarga, dan antar Pekerja dengan Perusahaan yang lebih leluasa membuat jalinan batin yang lebih dekat. Para planters selalu bekerja dengan disiplin dan penuh tanggung jawab. Mereka juga selalu saling membantu dan mendukung satu sama lain.

Selain itu, Kebun Karet Unit Way Lima juga memberikan berbagai fasilitas dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi para karyawannya. Hal ini bertujuan untuk mendukung terciptanya budaya planters yang kuat dan berkelanjutan.

“Kami terus berupaya untuk memperkuat budaya planters di Kebun Karet Unit Way Lima. Kami yakin, dengan budaya ini, Kebun Karet Unit Way Lima akan terus menjadi salah satu kebun karet terbaik di lingkungan PTPN VII.”

Budaya planters yang terbangun di PTPN VII Unit Way Lima secara kategori cukup memenuhi kriteria normatifnya. Yakni, para Pekerja selalu berkomitmen untuk menghasilkan karet dengan jumlah dan kualitas tinggi. Mereka selalu melakukan perawatan, pemeliharaan dan pemanfaatan tanaman karet secara baik.

Para planters selalu bekerja dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Mereka selalu saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam menyelesaikan pekerjaan. Kebun Karet Unit Way Lima memberikan fasilitas dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi para karyawannya. (*)

Berita Terkait

Pesawaran Siapkan SDM Pariwisata Lewat Rencana BLK Perhotelan
Kampung UGI Gelar Penyuluhan Tentang Pentingnya Adminduk
Pemkab Tubaba Dukung Program Kemitraan Tebu, Solusi atas Ketidakstabilan Harga Singkong
Bupati Pesawaran Serahkan Bantuan CSR Handtractor untuk Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Desa Halangan Ratu
Apel Besar Hari Pramuka ke-64 Tingkat Kwarcab Pesawaran: Kolaborasi untuk Membangun Ketahanan Bangsa
Dukung Dakwah Moderat, IKADI Pesawaran Gelar Launching Majelis Al-Qur’an
Dugaan Penyalahgunaan Dana Hibah Pilkada, DPRD Lampura Tuntut Transparansi
Kematian Ferdi Masih Misterius, Keluarga Tuntut Perkembangan Kasus di Polres Pesisir Barat
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 10 September 2025 - 18:44 WIB

Pesawaran Siapkan SDM Pariwisata Lewat Rencana BLK Perhotelan

Rabu, 10 September 2025 - 13:30 WIB

Kampung UGI Gelar Penyuluhan Tentang Pentingnya Adminduk

Selasa, 9 September 2025 - 16:46 WIB

Pemkab Tubaba Dukung Program Kemitraan Tebu, Solusi atas Ketidakstabilan Harga Singkong

Senin, 8 September 2025 - 19:08 WIB

Bupati Pesawaran Serahkan Bantuan CSR Handtractor untuk Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Desa Halangan Ratu

Senin, 8 September 2025 - 15:43 WIB

Apel Besar Hari Pramuka ke-64 Tingkat Kwarcab Pesawaran: Kolaborasi untuk Membangun Ketahanan Bangsa

Berita Terbaru

HEADLINE

Pesta Narkoba di Hotel Mewah, BNNP Lepas Tanpa Sidang

Rabu, 10 Sep 2025 - 20:37 WIB

module: a; 
hw-remosaic: 0; 
touch: (-1.0, -1.0); 
modeInfo: ; 
sceneMode: Auto; 
cct_value: 0; 
AI_Scene: (-1, -1); 
aec_lux: 76.0; 
hist255: 0.0; 
hist252~255: 0.0; 
hist0~25: 0.0;

Berita

Kampung UGI Gelar Penyuluhan Tentang Pentingnya Adminduk

Rabu, 10 Sep 2025 - 13:30 WIB