Oleh: Re Suprihadi, S.E
Tanggal: Kamis(14/08/2025)
PESAWARAN(SB) – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Pesawaran menghadapi situasi yang tidak biasa, tidak ada satu pun calon yang mendaftar pada Musorkab KONI 2025 sebagai ketua untuk periode kepengurusan mendatang. Fenomena ini memunculkan pertanyaan serius tentang masa depan pembinaan olahraga di daerah tersebut. Lantas, apa yang terjadi jika benar-benar tak ada yang maju memimpin KONI Pesawaran?
Beberapa spekulasi muncul terkait penyebab tidak adanya pendaftar. Pertama, bisa jadi karena beban tanggung jawab yang besar dengan insentif yang tidak sebanding. Kedua, kurangnya sosok figur yang dianggap mampu memikul amanah ini.
Memimpin KONI bukanlah tugas ringan. Organisasi ini bertanggung jawab atas pembinaan atlet, pengembangan prestasi, hingga koordinasi dengan pemerintah dan sponsor. Namun, seringkali beban kerja yang besar tidak diimbangi dengan insentif memadai, baik secara finansial maupun dukungan struktural.
Mungkin perlu ada insentif lebih jelas seperti dukungan dana, fasilitas, atau kewenangan untuk membuat posisi ketua KONI lebih menarik bagi calon potensial
Tidak adanya sosok yang dianggap mampu memikul amanah ini bisa menjadi indikator lemahnya regenerasi kepemimpinan di dunia olahraga Pesawaran. Jika tidak ada tokoh yang memiliki kapasitas manajerial, kharisma, dan jaringan kuat, wajar jika banyak yang enggan maju
Jika diamati, KONI sebagai ujung tombak pembinaan atlet dan pengembangan prestasi olahraga memerlukan pemimpin yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki jaringan kuat dengan pemerintah dan sponsor. Minimnya minat bisa menjadi indikator lemahnya daya tarik organisasi ini di mata publik maupun kalangan olahraga setempat.
KONI membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memahami dunia olahraga, tetapi juga memiliki kharisma, jaringan, dan kemampuan manajerial. Jika tidak ada sosok yang dianggap memenuhi kriteria ini, wajar jika banyak yang enggan maju. Mereka mungkin merasa tidak didukung, tidak memiliki kapasitas, atau khawatir tidak bisa membawa perubahan berarti.
Muncul pertanyaan, Tidak adanya satupun calon yang mendaftar sebagai ketua dalam Musorkab KONI Pesawaran 2025 bukanlah sekadar masalah administratif, melainkan cermin dari krisis kepemimpinan yang lebih dalam. Apa penyebab utamanya?
Sudah saatnya Pemerintah daerah, pengurus lama, dan seluruh pemangku kepentingan harus segera duduk bersama mencari solusi. Olahraga adalah cermin semangat daerah, dan jika KONI kolaps, bukan hanya atlet yang akan merasakan dampaknya, tapi juga kebanggaan masyarakat Pesawaran.