Arinal Sepelekan Mogoknya Dokter Spesialis RSUDAM

- Jurnalis

Jumat, 6 September 2019 - 08:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDARLAMPUNG,SB – Permasalahan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) dinilai Gubernur Lampung Arinal Djunaidi hanya sebagai permasalah kecil saja, namun hal tersebut berbanding terbalik dengan adanya pelayanan yang terganggu dirumah sakit tersebut.

“Ya itu hanya hal-hal kecil, masalah internal saja sudah saya selesaikan,” kata Arinal saat di wawancarai, di ruang rapat gubernur, Jumat (6/9/2019).

Sementara, dari hasil putusan rapat SMF Bedah pada tanggal (2/9/2019) yang tertuang dalam nomor:140/SMF.B/X/2019 bahwa terhitung dari Rabu (4/9/2019) pelayanan Poliklinik Bedah (Beda Urologi, Bedah Orthopaedi,Bedah Umum, Bedah Onkologi, Bedah Anak, Bedah Syaraf, Bedah Plastik) di RSUDAM akan dihentikan.

Baca Juga :  Dikelola Pihak Ketiga, Ada Indikasi PAD Bocor

Selain itu, permasalahan di SMF Poli Klinik anak juga mengeluarkan surat pemberhentian sementara pelayanan rawat inap seperti biasa dikarenakan jasa pelayanan yang belum sesuai dan berdarkan hasil rapat SMF Anak. Pada surat tersebut mendapatkan dukungan dari delapan dokter spesialis anak. Yang memberhentikan pelayanan terhitung mulai Jumat (6/9/2019).

Sehubungan dengan Komite Medik pada Kamis (5/9/2019) di Aula SMF Bedah RSUDAM, maka SMF Penyakit Dalam menginformasikan pengehentian sementara, penghentian Poliklinik Penyakit Dalam dan Poliklinik VCT (Kanca Sehati) terhitung, Jumat (6/9/2019) hingga tuntutan Komite Medik dipenuhi.

Sementara, sumber yang enggan disebutkan namanya membenarkan adanya mogok kerja dokter spesialis yang di RSUDAM. “Untuk pelayanan yang ada di Poli Anak, Poli Bedah dan Penyakit dalam tetap buka, namun tidak ada dokter spesialisnya, yang ada itu hanya dokter jaga,” kata dia.

Baca Juga :  Arinal Resmikan SLB Negeri PKK Provinsi Lampung

Namun, hal tersebut sangat disayangkan dengan tidak transparannya pihak rumah sakit yang tidak menginfokan kepada masyarakat yang berkunjung. “Harusnya di infokan ke masyarakat kalau dokter spesialis tidak ada, yang ada itu hanya dokter jaga, ” ungkapnya.

Menurutnya, mogok kerja bersama tersebut karena belum keluarnya insentif. “Gimna ga mogok kerja, mereka itu dokter spesialis insentifnya kecil belum keluar juga,” pungkasnya.

Berita Terkait

Gubernur Lampung Lantik Pejabat Administrator, Pengawas, dan Fungsional: Integritas Jadi Kunci Utama
Rapat Koordinasi Antikorupsi 2025, Gubernur Mirza Dorong Pemerintahan Lampung yang Transparan dan Akuntabel
Pemprov Lampung Dorong Enam Raperda Baru, Dari Pertanian hingga Pengelolaan Satu Data
Kafilah Lampung Siap Harumkan Daerah di Ajang STQH Nasional 2025
Pemprov Lampung Dukung Swasembada Pangan 2025, Petani Lampung Mulai Migrasi ke Jagung
Pemprov Lampung Mantapkan Persiapan Evaluasi SAKIP 2025
Pemprov Lampung Usulkan Tiga Raperda Baru, Termasuk Perubahan Status BUMD
Pemprov Lampung Lepas 80 Atlet untuk Berlaga di PON Beladiri II-2025 Kudus
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 10 Oktober 2025 - 12:01 WIB

Gubernur Lampung Lantik Pejabat Administrator, Pengawas, dan Fungsional: Integritas Jadi Kunci Utama

Jumat, 10 Oktober 2025 - 12:01 WIB

Rapat Koordinasi Antikorupsi 2025, Gubernur Mirza Dorong Pemerintahan Lampung yang Transparan dan Akuntabel

Kamis, 9 Oktober 2025 - 11:59 WIB

Pemprov Lampung Dorong Enam Raperda Baru, Dari Pertanian hingga Pengelolaan Satu Data

Rabu, 8 Oktober 2025 - 11:59 WIB

Kafilah Lampung Siap Harumkan Daerah di Ajang STQH Nasional 2025

Rabu, 8 Oktober 2025 - 11:58 WIB

Pemprov Lampung Dukung Swasembada Pangan 2025, Petani Lampung Mulai Migrasi ke Jagung

Berita Terbaru