Kontroversi Bendera One Piece, Ketum LPKSM & AKLI Desak Polri Bertindak Tegas

- Jurnalis

Senin, 4 Agustus 2025 - 12:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

LAMSEL(SB) – Ketua Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (DPP LPKSM GML), Saepunnaim atau yang akrab disapa Kang Ayi, secara tegas menolak pengibaran bendera One Peace di Indonesia. Ia menyatakan bahwa bendera tersebut tidak layak dikibarkan, bahkan tidak pantas berada di bawah bendera Merah Putih, dengan alasan bahwa simbol tersebut identik dengan pemberontakan dan gerombolan, Senin(04/08/2025).

Kang Ayi mengungkapkan pengalaman pribadinya sebagai dasar penolakan: “Emak saya yatim dari kecil karena kakek saya beserta 17 orang lainnya di kampung dibunuh oleh para gerombolan pemberontak. Bagi saya, bendera One Peace adalah simbol gerombolan dan pemberontakan.” Pernyataan ini menegaskan bahwa baginya, bendera tersebut bukan sekadar simbol, melainkan representasi kekerasan yang pernah menimpa keluarganya.

Sebagai pelaku swadaya, Kang Ayi meminta aparat penegak hukum, khususnya kepolisian, untuk menindak tegas siapa pun yang mengibarkan bendera One Peace, terutama jika dikibarkan bersamaan dengan bendera Merah Putih. “Dasar hukumnya apa, Kang? Alah, banyak pakai saja undang-undang darurat numpuk. Kalau niat, masih bisa disambung? Yang penting niat,” ujarnya dengan nada tegas.

Baca Juga :  Workshop Kelapa Sawit Menuju "PTPN Emas 2045"

Meskipun tidak secara spesifik merujuk pada undang-undang tertentu, Kang Ayi menekankan pentingnya niat dan komitmen negara dalam melindungi simbol nasional. Ia berargumen bahwa jika ada kemauan, penegakan hukum bisa dilakukan dengan menggunakan instrumen yang ada, termasuk aturan darurat jika diperlukan.

Trauma historis menjadi dasar penolakannya:
“Mereka harus belajar dari emak saya yang jadi yatim karena pemberontakan. Bendera ini bagi kami adalah simbol pengkhianatan!” Ungkap Kang Ayi

Sementara itu, dalam konteks hukum Indonesia, pengibaran bendera asing atau simbol tertentu di ruang publik dapat diatur melalui Undang-Undang tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (UU No. 24/2009). Pasal 24 UU tersebut menyatakan bahwa bendera asing tidak boleh dikibarkan lebih tinggi atau sejajar dengan bendera Merah Putih. Pelanggaran terhadap aturan ini dapat dikenai sanksi pidana.

Selain itu, jika bendera One Peace dianggap sebagai simbol yang mengganggu ketertiban umum atau terkait dengan gerakan separatis, aparat berwenang dapat menggunakan Pasal 160 KUHP tentang penghasutan atau UU No. 9/2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme untuk mengambil tindakan hukum.

Baca Juga :  Srikandi Darmawan Bagikan Takjil dan Nasi Kotak Kepada Kaum Duafa, Janda dan Anak Yatim

Pernyataan Kang Ayi memicu beragam tanggapan di media sosial. Sebagian netizen mendukung sikapnya dengan alasan nasionalisme, sementara yang lain mempertanyakan apakah penolakan terhadap bendera One Peace perlu diatur secara hukum jika tidak terbukti terkait tindak kriminal.

Dengan latar belakang sejarah keluarganya, Kang Ayi menolak keras pengibaran bendera One Peace dan mendesak aparat untuk bertindak. Meskipun belum ada klarifikasi resmi tentang status hukum bendera tersebut, seruannya mengingatkan pentingnya menjaga simbol nasional dan menindak tegas segala bentuk simbol yang dianggap mengancam persatuan bangsa.

Ditempat yang berbeda, Dadan Hutari dari AKLI mendukung penuh seruan Kang Ayi:
“Pengibaran bendera asing yang merendahkan Merah Putih bukan hanya urusan nasionalisme, tapi juga keamanan publik. Kami minta penegakan hukum tegas!” Ucap Dadan.  (Re)

Berita Terkait

Muazzam Zaidan Firmansyah, Jawara IPAS Lampung yang Akan Wakili Pesawaran di Olimpiade Madrasah Nasional
Lurah Pelita Diduga Peras Warga, Surat Sporadik Jadi Alat Tawar
Bukit Harapan: Surga Tersembunyi bagi Pendaki dan Pencari Keindahan Alam di Kedondong
Dinas PU Perkim Pesawaran Jadi Sorotan, 1000 Massa Ancam Gelar Aksi
Masyarakat Pesawaran Gelar Aksi Damai, Desak Dunia Internasional Hentikan Pembantaian di Gaza
Warga Resah, Galian PTPN di Dekat Pemukiman Berpotensi Telan Korban
Besok! Warga Pesawaran Akan Gelar Aksi Solidaritas untuk Gaza, Serukan Penghentian Genosida
Ngobrol Santai hingga Bahas Kebijakan, Pemkab Pesawaran Jadikan Insan Pers Mitra Strategis Pembangunan
Berita ini 39 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 15 Oktober 2025 - 07:05 WIB

Muazzam Zaidan Firmansyah, Jawara IPAS Lampung yang Akan Wakili Pesawaran di Olimpiade Madrasah Nasional

Senin, 13 Oktober 2025 - 12:25 WIB

Lurah Pelita Diduga Peras Warga, Surat Sporadik Jadi Alat Tawar

Minggu, 12 Oktober 2025 - 19:41 WIB

Bukit Harapan: Surga Tersembunyi bagi Pendaki dan Pencari Keindahan Alam di Kedondong

Minggu, 12 Oktober 2025 - 11:59 WIB

Dinas PU Perkim Pesawaran Jadi Sorotan, 1000 Massa Ancam Gelar Aksi

Jumat, 10 Oktober 2025 - 19:47 WIB

Masyarakat Pesawaran Gelar Aksi Damai, Desak Dunia Internasional Hentikan Pembantaian di Gaza

Berita Terbaru