BANDARLAMPUNG,SB – Program Bantuan Oprasional Siswa Daerah (Bosda) untuk siswa tidak mampu ditingkat SMA/SMK dengan adanya rasionalisasi anggaran APBD 2019 sebaiknya tidak dikorbankan. Hal tersebut disampaikan Akademisi Unila Dedi Hermawan, Rabu (31/7/2019).
“Kalau mau melakukan peninjauan ulang apalagi melakukan pemangkasan untuk program Bosda harus segera dievaluasi lagi,” kata dia.
Menurutnya, masih banyaknya kegiatan lain diluar memberikan bantuan untuk masyarakat yang membutuhkan. “Kalau bisa jangan di korbankan, ya cari kegiatan lain untuk dilakukan efiensi anggaran,” ungkap dia.
Lanjutnya, dibidang pendidikan seharusnya Pemerintah Provinsi Lampung menjadikan prioritas utama. “Kalau pendidikan dasar sebaiknya jadi perioritas jangan rubah,” singkatnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim usai menghadari wisuda di UIN RIL menyampaikan akan melakukan penyesuaian terkait program BOSDA.
Menurutnya, penyesuaian tersebut terpaksa harus dilakukan lantaran keterbatasan anggaran akibat defisit keuangan yang dialami Pemerintah Provinsi Lampung. Meski begitu, Nunik memastikan alokasi anggaran BOSDA dalam APBD Perubahan 2019 tetap digelontorkan sesuai dengan kemampuan yang ada.
Diketahui, Program BOSDA SMA dan SMK adalah program Pemerintah Provinsi Lampung di era kepemimpinan Gubernur M. Ridho Ficardo. Sebagai tahap awal, program tersebut baru digulirkan di enam kabupaten/kota di Lampung. (*)