PRINGSEWU(SB) – Secara tegas Politisi PDIP Lampung, Watoni Noerdin meminta kepada Pemerintah Kabupaten Pringsewu untuk menata ulang dan merapihkan wajah ibu Kota Kabupaten yang berjargon “jejama secancanan”. Hal tersebut diungkapkannya saat agenda reses bersama tim tiga sebelas. Di Aula Kantor Pemda setempat. Senin (12/09/2022).
“Maaf pak Pj Bupati, perlu saya tekankan lagi. Bahwa, menjadi PR buat Pemkab terkait wajah Ibu Kota Kabupaten yang harus ditata ulang, dibenahi,” kata Anggota Komisi I DPRD Lampung, Watoni Noerdin, dihadapan Pj. Bupati Kabupaten Pringsewu, Adi Erlansyah, dan OPD setempat.
Menurutnya, penegasan yang diutarakan sesuai dengan komitmen Pj Bupati pada waktu itu. Oleh karena itu, pihaknya mengingatkan kembali, agar potensi yang terdapat di Kabupaten Pringsewu bisa tergali dari berbagai lini.
“Seingat saya, Pak Adi Erlansyah pernah mengungkapkan di Media masa, bahwa ingin menata, mewujudkan wajah ibu Kota Kabupaten Pringsewu. Ini perlu kita pikirikan secara bersama – sama,” kata dia.
Mengapa demikian, lanjut Politisi senior PDIP Lampung itu. Tidak bisa dipungkiri kabupaten pringsewu kaya akan sumber daya manusia, sumber daya alam, ekonomi, budaya, olahraga dan lainnya. Artinya, ketika potensi yang ada tidak diperhatikan, maka akan luntur dan hilang.
“Jujur saya sedikit miris, SDM banyak, tapi wajah ibu kita nya belum terlihat. Diwaktu itu, saya senang Pj Bupati ingin membangun wajah Ibu kota,” ujarnya.
Tentu, pembangunan wajah ibu kota tersebut butuh sarana dan prasarana penunjang lainnya. Diantaranya, pembangunan drainase, rambu – rambu jalan dan perangkat lainnya. Sehingga, dampak pembangunan wajah ibu kota kabupaten akan berdampak secara meluas, khususnya bagi pengguna jalan yang melintas.
“Nah, dengan hadirnya kami disini, tentu bertujuan memberikan semangat kembali kepada pemerintah kabupaten Pringsewu, untuk membangun daerah ini lebih baik lagi. Karena saya yakin, dengan banyaknya tokoh -tokoh, dan SDM yang mumpuni, pringsewu bisa maju dan berkembang,” tegasnya.
Selanjutnya, musibah banjir yang kerap terjadi di wilayah Ambarawa yang sudah berkepanjangan. Padahal, DPRD Provinsi sudah melakukan koordinasi dengan Balai, untuk sesegera mungkin diselesaikam sejumlah bendungan. “Nah, koordinasi antar Pemda dengan pemangku kepentingan harus intens. Sehingga, tidak terkesan lamban. Karen, Ambarawa merupakan penghasil padi yang cukup besar,” tegasnya. (*)
