TANGGAMUS(SB) – Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tanggamus, menggelar Whorshop penguatan kapasitas kepada insan media untuk mendukung Tanggamus sebagai Kabupaten tanggap ancaman Narkoba.
Kegiatan whorkshop yang diikuti oleh insan Pers dari berbagai media ini dilaksanakan di gedung serumpun padi Gisting, Kamis (18/2/2021).
Hadir dalam kegiatan Kepala BNNK Tanggamus Kholbidi yang diwakilkan oleh Kepala Bagian Umum BNN Hendri, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Sabarudin yang juga sebagai pemateri, Darmawan Purba praktisi Unila sebagai pemateri Erwin Suciarni Kordinator Rehabilitasi BNN sebagai pemateri dan para peserta whorkshop.
Dalam sambutan Kepala BNN Tanggamus Khlolibi diwakili Kepala Bagian Umum Hendriyadi mengatakan bahwa saat ini banyak sekali coba coba dari kalangan anak dan remaja yang jumlahnya sangat tinggi.
Dan para pemakai pada tahap ini tidak mungkin dipidanakan dan perlu dosialisasi dan rehabilitasi. Seperti di Bandar Lampung telah melaksanakan rehabilitasi sebanyak 57 pemakai yang masih di tingkat SD.
Melihat situasi dan kondisi tersebut, maka peran kita semua disemua lini dan stakeholder masyarakat turut serta dalam pencegahan narkoba, bahkan juga media.
Kemudian yang lebih penting adalah peran serta orang tua yang harus memberikan perhatian lebih kepada keluarganya khusus terhadap anak anak
“Orang tua harus menjadi teladan bagi keluarganya seperti saya melihat sendiri di Gisting pada waktu saatnya istirahat, tapi masih berkeliaran dijalan kemana orang tuanya, ” katanya
Kepala Dinas Kominfo Tanggamus Sabarudin, menerangkan dalam materinya, bahwa pendidikan Narkoba saat ini lebih dominan melalui media tekhnologi multi media, yang mencapai 75 persen dan 25 persenya melalui konvensional.
Namun dalam mengamankan generasi dari ancaman Narkoba, harus dilakukan bersama sama Pemkab, BNN, TNI, Polri dan juga insan Pers serta masyarakat sendiri.
Peran media sangat penting dalam pencegahan peredaran Narkoba melalui publikasi dan edukasi yang mendidik generasi muda akan bahayanya Narkoba.
“Masalah narkoba bukan hal yang baru jadi yang di tekankan oleh semua elemen masyarakat dan institusi untuk menegaskan komitmen dalam mencegah peredaran Narkoba sehingga generasi muda dan masyarakat terbebas dari Narkoba, “tuturnya.
Darmawan Purba praktisi Unila menyampaikan, bahwa peran media dalam progarm penyebaran dan peredaran Narkoba lebih kepada hubungan sinegri Pemerintah dan media (Kaloborativ Goverment)
Lampung sebagai pintu gerbang masuk dua pulau, Jawa dan Sumatra menjadi rawan peredaran Narkoba, kemudian ada juga tokoh tokoh publik pigur menjadi tersangka Narkoba, menjadi imej buruk di masyarakat.
“Yang terpenting saat ini adalah ideologi media, media dituntut untuk memiliki ideologi yakni mempunyai pandangan dalam penyelamatan anak bangsa dan generasi yang bahayanya Narkoba, “katanya.
Media masa dewasa ini tidak lagi penyaluran informasi lebih dari bisa memproduksi realitas dan opini khalayak.
“Maka media masa sangat efektif dalam menanamkan realitas bahwa narkoba itu sangat berbahaya dan merugikan bahkan sangat mengerikan sehingga generasi teropini tidak terlibat Narkoba,”ujarnya.
Erwin Suciarni dalam materinya, sulitnya dalam pemberantasan Narkoba dinegara kita salah satu letaknya geografis kepulauan-kepulauan serta demografis yang besar yang mencapai 250 juta jiwa potensi besar peredaran gelap Narkoba.
“Untuk itu dalam rangka pemberantasan peredaran Narkoba, BNN punya program rehabilitasi bagi pemakai. Karena para pemakai ini adalah sebagai korban bandar Narkoba,”ujarnya.
Menanggapi dari kegiatan whorkshop BNN tersebut sangat diapresiasi oleh para insan Pers sebagai peserta. Seperti yang dikatakan ketua bagian organisasi PWI Tanggamus Rio Aldipo yang didampingi ketua AJOI Tanggamus Budi Widayat Marsudi. Yang menyatakan akan berkomitmen dalam pencegahan dan pemberantasan peredaran Narkoba. (dian)