PESAWARAN(SB) – Kejaksaan Negeri (Kejari) Pesawaran memimpin rapat koordinasi lintas instansi melalui Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam Masyarakat (Pakem), sebagai upaya sistematis mencegah penyimpangan keyakinan dan radikalisme di wilayah Kabupaten Pesawaran.
Pemetaan Kelompok Potensial
Dalam rapat yang dihadiri TNI, Polri, Kemenag, FKUB, hingga MUI ini terungkap beberapa kelompok yang menjadi fokus pemantauan:
– Aliran AKI (Anugerah Keagungan Ilahi) di Taman Sari yang kini vakum
– Komunitas Ahmadiyah di Dusun Ikatan Saudara
– Kelompok Sapto Darmo di Desa Rejo Agung
– Paham Khilafatul Muslimin yang berpotensi mengganggu stabilitas
“Kami telah membentuk Kampung Moderasi Beragama di Desa Ponco Kresno sebagai percontohan toleransi,” tegas Drs. Paiman dari Kemenag Pesawaran.
Langkah Strategis
1. Deteksi Dini oleh Kemenag dan Polres melalui pemantauan rutin
2. Pembinaan Komunitas lewat program FKUB dan MUI
3. Penanganan Khusus untuk kelompok terindikasi, termasuk pelaporan berjenjang ke Kejaksaan Agung
Isu Sensitif yang Diwaspadai
– LGBT: Disebut Kejari sebagai “penyakit sosial” yang mulai menyasar ASN
– Khilafatul Muslimin: Meski belum berkembang, tetap dipantau ketat
– Ahmadiyah: Diingatkan kembali statusnya berdasarkan SKB 2008
“Kami apresiasi inisiatif Kejari ini. FKUB siap memperkuat sosialisasi harmoni beragama,” ujar Yusuf Ansori dari FKUB.
Sementara Kapten Siswoko (TNI) menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat.
Aksi Nyata
– Pemantauan intensif terhadap Sapto Darmo
– Pelibatan MUI untuk kajian teologis aliran menyimpang
– Koordinasi dengan Kemendikbud untuk aspek pendidikan
Kajari Pesawaran menegaskan: “Ini bukan sekadar rapat, tapi komitmen menjaga NKRI dari akar rumput.” Rencana tindak lanjut akan dievaluasi secara berkala. (Re)