Anggota DPRD Lampung Ini Minta Masyarakat Tidak Khawatir Dengan Varian Omicron

LAMPUNG TENGAH (SB) – Anggota Komisi V DPRD Lampung Asih Fatwanita meminta masyarakat tidak terlalu khawatir dengan varian Omicron.

Pasalnya, Omicron ini merupakan Covid-19 mutasi terlemah, sehingga jangan jadi momok bagi masyarakat.

“Kalau bicara Omicron itu mutasi Covid-19 yang paling ringan gejalanya, jadi tidak terlalu ketakutan lah dibuatnya, apalagi yang tidak ada gejala itu bisa isoman (isolasi mandiri),”ungkap Asih Fatwanita Komisi V DPRD Lampung, Senin 7 Februari 2022.

Menurut Asih, yang paling adalah tetap menerapkan protokol kesehatan, serta pemerintah daerah dapat mewujudkan tercapainya Herd Imunity (kekebalan) bagi masyarakat.

“Jadi jangan kita buat pikiran kita jadi momok, maka selalu pakai masker, jagak jarak selalu terapkan Prokes,” ajak dokter asih.

Karena menurutnya, jika berbicara soal
Covid-19, ini tidak bsia diselesaikan secar singkat.

“Tidak bisa hari ini, tapi kedepan, dan apalagi kita diminta agar bersahabat dengan Covid-19. Kalau bicara kekebalan (herd Imunity). Ini yang harus dikejar sebetulnya. Sehingga kesehatan tidak jadi momok bagi Covid-19 ini secara pribadi,” ungkapnya.

Politisi Partai NasDem Lampung itu juga mengkritisi pemerintah daerah, seharusnya here immunity sudah tercapai maksimal.

“Kalau kita lihat dari Covid-19 ini harusnya herd immunity ini sudah tercapai, tapi ini belum maksimal hingga hari ini,” tegasnya.

Dan ketika, Covid-19 ini kembali meningkat, Akhirnya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 ditunda.

Tapi kata Asih itu tidak semua kabupaten kota menerapkan, tergantung dengan kebijakan kepala daerahnya

“Untuk PTM ini masih dilakukan di kabupaten, contohnya di Lampung Tengah, hanya saja PTM itu diberlakukan 50 persen tidak full time sekolah, dia pakai sip dan tetap ketat memakai masker, menjaga jarak dan Protokol kesehatan,” kata Asih.

Asih menambahkan, yang sangat dirasakan nanti bagi siswa kelas 3, jika PTM itu ditunda, dan mereka akan menempuh ujian.

“Bagi kelas 3 yang mau ujian, ini berat, kalau selama ini online. Ini berat bagi mereka. Kalau ini dibuat PTM dan tidak PTM, maka ini kedepan akan dibahas lebih detail dengan dinas pendidikan dan dinas kesehatan,” tegasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.