JAKARATA(SB) – Virus corona makin merebak di tanah air yang imbasnya ke berbagai sektor vital, salah satunya Industri Pertambangan. Covid-19 menimbulkan berkurangnya permintaan kebutuhan mineral dan batubara seiring dengan penurunan permintaan konsumen, khususnya manufaktur dan industri.
Direktur Program Prodewa Priyo Puji Laksono mengatakan batu bara dan nikel selama ini menjadi andalan Indonesia untuk ekspor. Pada 2020 saja paling tidak Indonesia berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan batubara China sebesar 40%. Untuk nikel penurunan harga sudah mulai terjadi perbulan februari kemarin dari US16.107,27 per dmt menjadi US14.029.0 per dmt. Dan bulan Maret ini turun lagi menjadi US12.994,57.
“Selain itu, dampak covid-19 ini membuat hilirisasi melambat, pemerntah yang sebelumnya menargetkan pada 2020 mampu menyelesaikan 68 smelter turun menjadi 52 smelter. Hal tersebut diakibatkan dana pembangunan smelter mengandalkan dari ekspor nikel,” kata Direktur Program Prodewa Priyo Puji Laksono.
Oleh karena itu, Progressive Democracy Watch mendesak pemerintah untuk bertindak dengan tepat dan jalankan dengan cepat dalam menuntaskan wabah covid-19 ini agar Indonesia tidak terjebak dalam krisis ekonomi yang berpengaruh ke berbagai sektor terutama sektor pertambangan.(*)