BANDARLAMPUNG(SB) – Alzier Dianis Thabrani politisi senior Golkar menilai, terpilihnya Arinal Djunaidi sebagai ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I, dalam Musyawarah Daerah (Musda) X, partai Golkar Provinsi Lampung, sebagai bentuk gagalnya peroses kaderisasi partai lambang pohon Beringin tersebut.
Menurut Alzier, pemilihan ketua parpol secara aklamasi menandakan proses demokratisasi dan kaderisasi di internal partai tidak berjalan.
“Aklamasi merupakan bentuk kegagalan partai dalam membangun kaderisasi sehingga semua merasa tak berdaya dan hanya satu orang yang mampu untuk menjadi ketua,” kata dia.
Alzier yang pernah menjabat sebagai ketua DPD I Golkar pun melihat, sejak ditingalkannya, program kaderisasi partai tidak berjalan. Hal ini dibuktikan dengan calon tunggal menjadi ketua DPD I.
“Proses pengkaderan di Golkar Lampung memang sudah tak berjalan sejak saya tinggalkan. Tapi penjilat-penjilat dan penghianat banyak,” kata dia
Dia pun menyebut, beberapa sosok politisi partai golkar penjilat dan penghianat tersebut berada di pengurus harian golkar.
“Meski termasuk baru di Golkar, masih lebih baik Arinal dari pada, Ismet Roni, Ririn Kuswantari, I Made Bagiasa, Toni Eka Chandra, Indra Ismail. Disini lah kegagalan kaderisasi partai, dan ini berdampak pada pilkada serentak 8 kabupaten/kota, September mendatang,” kata dia.
Sebelumnya, Nusda X Partai Golkar dengan tema “Kita Satu Untuk Indonesia” tersebut dihadiri sekitar 1200 orang terdiri dari unsur DPP, DPD Provinsi Lampung, DPD Kabupaten/Kota, Dewan Pertimbangan, unsur pimpinan daerah yang mendirikan partai dan unsur organisasi kemasyarakatan.
Sementara untuk peninjau ada unsur ormas, badan lembaga, Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota dan pimpinan kecamatan.
Ketua Pelaksana Musda X DPD Partai Golkar, Ismet Roni mengatakan Arinal terpilih secara aklamasi. (Tim)